My Story

(Suatu Perjalanan Hidup)

Kata papa saya ketika kecil saya anak yang cengeng dan pemalu. saya sering kelahi sama kakak perempuan saya, dan saya sering sekali dibully ketika bermain bersama.

Dikeluarga saya merasa menjadi anak kesayangan tapi bukan kebanggaan. kalau anak kebanggan itu adalah abang dan adik saya. orang tua saya selalu memanjakan anak laki-lakinya dan membangakan prestasinya. dan yang paling dewasa antara saudara saya adalah kakak perempuan saya. ia mendidik adik-adiknya dengan keras, sering membentak, menyuruh, tapi dari sana adiknya berkembang dengan baik, hormat pada kakaknya, mempunyai etika karna sering ditegur kalau salah, tapi saya sering sedih, karna kakak saya sering kena marah sama mama karna sering berbeda pendapat.

dari SD saya ingin sekali menjadi juara kelas, setiap ada pengumuman juara kelas setiap akhir semester saya selalu deg deg kan, kerasa nama saya akan disbutkan. tapi itu tak pernah sama sekali, saya tak pernah menjadi juara kelas selama SD. menjadi anak pemalu dan sulit bersosialisasi menjadi karakter saya yang menyebabkan masa SD tak begitu mengesankan kecuali ketika pulang kerumah jalan kali bersama teman-teman. banyak masa-masa SD yang terlupakan bagi saya.

ketika SMP saya masuk ke pondok pesantren diniyah putri padang panjang, mengikuti kakak saya, tetep saja pribadi yang cengeng dan manja itu tetap tidak hilang, orang tua saya harus beberapa hari menemani saya dipesantren karena saya tidak berani di tinggal. menjadi pribadi tertutup itu ternyata tidak enak. tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkan, ingin seperti orang lain tapi tak mempunyai upaya untuk berbuat. tetap saja, ketika SMP saya ingin menjadi juara kelas, dan dikenal oleh teman-teman, saya ingin punya teman dan berteman sama orang-orang yang hebat. tapi tetap saja tidak terujud, ingin masuk osis tidak bisa karena jiwa yang tertutup. tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkan.

masuk MAN saya merasa sudah mulai sedikit terbuka dalam bersosial. tapi ya tidak seperti teman-teman yang lain. orang tidak mengetahui apa yang saya inginkan. orang tidak tahu bakat dan kemampuan apa yang saya bisa. saya mendaftar osis tetap tidak lulus, karena ketika wawancara saya gugup dan kehilangan percaya diri, saya tidak bisa menjawab dengan baik wawancara tersebut. kelas 2 MAN saya sudah mulai membuka diri untuk bersosial, walaupun dikelas saya masih banyak yang geng gengan tapi saya berusaha untuk bisa membaur pada semua teman. alhamdulillah saya yang pemalu dan tidak percaya diri sudah berubah sedikit walaupun sebenarnya masih ada ketidak beranian ketika bertemu sama orang baru.
lagi-lagi keingan dari SD tidak pernah terujud, dari SD saya sangat ingin maju kedepan ketika akhir semester pas pemngumuman juara kelas. tapi tetap saya tak pernah terpanggil walupun saya ikut deg degkan ketika proses pengumuman tersebut.

saya mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter... kenapa? mungkin salah satunya karena saya ingin diakui, ingin dilihat wah, "wah dini hebat ya, bisa lulus di kedokteran dan di perguruan tinggi negri" dan motiv itu ada dalam diri saya, mungkin karena niatnya ngk penting gitu saya tidak lulus di kedokteran. belasan bahka sampai puluhan kali saya ditolak untuk mendaftar di perguruan tinggi negri jurusan kedokteran. saya rela untuk menghabiskan usia saya satu tahun untuk mengikuti bimbingan belajar untuk mempersiapkan tes tahun depannya supaya bisa lulus di kedokteran ternyata masih gagal dan pupus tak ada yang diterima.

Allah menunjukkan jalan yang lebih baik, Allah tunjukkan saya sebuah kota pelajar yang awalnya saya tak berminat sama sekali. Allah pilihkan jurusan terbaik sehingga saya banyak menemukan hikmah perjalanan hidup dan bersyukur karena Allah tidak mengabulkan do'a saya ketika itu. ternyata Allah punya rencana yang lebh baik. disinilah banyak perubahan dalam diri saya. dimulai dari merantau ke kota pelajar, kota istimewa, istimewa dihati.

saya mulai menjadi seorang yang aktiv yang awalnya pasif karena ketidak percayaan diri. sulit menyesuaikan diri masih menjadi kendala saya, tapi hari demi hari bisa saya atasi. menjadi seorang aktivis impian saya semenjak SMP akhirnya terujud, tapi menjadi sang juara dalam bidang akademik tetap saja tak terujud, say tak bisa menjadi mahasiswa berprestasi dan lulus dengan predikat qumload. tapi saya bersyukur, kepribadian saya banyak berubah semejak menjadi mahasiswa. inilah sebenarnya pendidikan, perubahan kualitas hidup semakin baik.

untuk perjalanan saya menjadi mahasiswa s-1 banyak sekali yang ingin diceritakan, mulai dari perubahan besar-besaran pada diri saya. tapi mungkin lain kali saya ceritakan.
selamat malam selamat istirahat.


    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar