Terpilih Untuk Amanah Pengabdian

Apa arti ijazah yang bertumpuk, Bila kepedulian dan kepekaan tidak ikut di tumpuk. Apa Guna sekolah Tinggi-tinggi bila hanya memperkaya diri dan sanak famili- Najwa Shihab 

aku mulai tulisan ini dengan kutipan dari najwa shihab presenter mata najwa karena ini salah satu  yang memantik diri untuk berusaha menjadi manusia terbaik karena kebermanfaatannya, berusaha menjadi manusia yang tidak lalai dan selalu bersyukur. mungkin saat ini belum ada terlihat apa yang sudah ku lakukan. bahkan aku berfikir untuk diri dan keluarga apakah aku sudah memberi manfaat? ntahlah aku sendiri masih canggung untuk mengatakan "YA" dengan mantap.

aku bingung ekspersi perasaanku saat ini, bingung emosi apa yang ada dalam diriku. ketika aku lolos menjadi salah satu pengajar muda dalam indonesia mengajar angkatan 13 aku bingung, apakah aku sanggup? apakah aku sanggup hidup di daerah pelosok dengan segala keterbatasan. tidak bisa ku bayangkan jika nanti aku ditempatkan di daerah yang mayoritas non muslim, dan jauh kepelosok dan kabarnya ngk ada sinyal, sulitnya transportasi menuju daerah tersebut, fasilitas yang sangat terbatas dan seorang diri. aku sebagai perempuan apakah sanggup? aku tidak tau, aku tidak tau apakah aku sanggup. hanya waktu yang bisa menjawab.

lalu kenapa aku memantapkan diri dengan yakin menandatangi kontrak menjadi pengajar muda angkatan 13? aku juga tidak tau kenapa... aku bingung, aku hanya merasakan keterpanggilan (Seperti yang sering diucapkan oleh temanku sewaktu kuliah dulu), keterpanggilan jiwa untuk mengabdi bagi anak bangsa, walaupun aku ngk tau apakah aku bisa memberikan yang terbaik. bahkan bisa jadi mereka anak-anak di pelosok itu yang akan memberikan makna dan nilai dalam diriku. mungkin mereka yang akan mengajarkanku tentang kehidupan, tentang syukur atau tentang apapun yang akan membuatku bisa menjadi manusia yang berarti.

Lima tahun yang lalu aku berjuang dalam kompetisi mengejar masa depanku. untuk menjadi bagian dari puluhan orang terpilih dari ribuah orang. tapi aku gagal. bahkan sampai puluhan kali. aku gagal dalam kompetisi mengejar masa depan. suatu yang sudah ku rencanakan dan ku persiapkan. tetap gagal. sampai aku tak percaya lagi tentang impian yang direncanakan. dan aku  kurang percaya diri ketika berkompetisi. dan sekrang aku bahkan tak percaya bisa menjadi bagian 40 puluh orang terpilih dari 9800an orang. ini bukan sebuah kompetisi kawan. tapi ini sebuah amanah yang sedang mencari pundak untuk mengabdi di pelosok.


ini bukan sebuah impian yang aku rencanakan atau aku persiapkan, ini sebuah kebetulan ketika aku mulai bingung dalam mengejar impianku. sebuah kesempatan datang ketika kegalauanku terhadap cita-citaku. dan sekarang aku mulai bingung kembali dengan teori yang ku pelajari tentang proses menuju sukses. aku kembali berfikir apa pelajaran dari ini semua. apakah ada teori lain yang tidak ku ketahui tentang motivasi proses menuju sukses.





About srihandini.blogspot.com

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar