Setelah dinyatakan lolos seleksi tahap I dan melakukan
konfirmasi, pihak recruitment Indonesia mengajar kembali mengirim email tes online berupa tes personaliti dan studi kasus. tes personaliti yang terdiri
dari 90 soal, yaitu adanya dua pernyataan dan kita harus memilih
salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan diri kita. Studi
kasus, kita diminta menganalisis khasus yang telah diberikan alternatif solusi
dan disana ada beberapa pertanyaan yang akan kita jawab.
Tes tahap II ini diselenggarakan di lima kota besar dan terdiri dari lima rangkaian tes, yang pertama tesTPA (Tes Potensi Akademik)
terdiri dari 60 soal dengan waktu 60 menit,
pengalaman saya, saya sangat kekurangan waktu karena bagi saya soal matematikanya cukup
rumit. tips dari saya,
perbayak aja bahas soal, dan cobakan untuk berlatih mengerjakan soal TPA beserta
waktunya.
Tes yang kedua yaitu FGD (Fokus Group Disscussion), pada
sesi ini kita akan berkelomok berlima atau berenam orang, kita akan diberikan
khasus tentang permasalahan yang biasa terjadi di daerah penempatan. Di kasus
tersebut sudah ada enam alternatif solusi dan kita diminta untuk menganalisis
secara priadi dan kelompok, alternatif yang paling tepat untuk penyelesaian
khasus tersebut. Waktunya 60 menit, yang terdiri dari 20 menit untuk membaca
dan menganalisis secara pribadi dan 40 menit untuk mendiskusikan bersama
kelompok. Pada sesi ini akan ada tiga orang dari tim Indonesia
mengajar yang akan menilai FGD ini. Kita akan dibiarkan selama 40
menit tanpa dipandu.
Pas diskusi saya mempunyai jawaban yang sama dengan 2 orang
teman yang lainya. Berberbeda pendaapat dengan anggota diskusi tentu hal yang
wajar. Kita keluarkan pendapat kita mengapa jawaban yang kita ajukan merupakan
solusi yang tepat dan terbaik, tentunya alasan itu sangat realistis dan juga
bisa dijadikan pertimbangan bagi anggota diskusi yang berbeda pendapat dengan
kita. dalam pengalaman saya tentu setiap orang ingin jawaban dia yang akan
dipertimbangkan. Tips dari saya sih, jika kita mempunyai alasan yang sangat
kuat kenapa jawaban kita paling pantas untuk diterima kita boleh boleh saya
mempertahankan jawaban kita asalkan realistis, kalau bisa ditambahkan dengan
data-data dan kita harus bisa menyakinkan kelompok bahwa solusi yang kita
tawaran inilah yang paling tepat dan efisien dan bahkan realistis. Kalau masih
belum diterima jangan ngoyo juga sih, hargai pendapat orang lain dan buatlah
win win solution, nah disinilah peran moderator bagaimaa mengambil benang merah
untuk menyatukan pendapat menjadi satu kesimpulan yang sama-sama diterima oleh
semua anggota diskusi. Kalau moderator ngak peka untuk menyimpulkan dan waktu
sudah mau habis maka kita sebagai anggota diskusi bisa mengambil peran
untuk mengajak anggota kelompok menyimpulkan pendapat bersama dengan mengedepankan
win win solution. Gitu sih menurut saya yang membuat FGD kelompok saya waktu
itu yang awalnya menegangkan sekali karena mempertahankan jawaban masih-masih
tapi endingnya mempunyai suara yang satu dan sama-sama sepakat.
Setelah FGD setiap kelompok akan dibagi ada yang tes
simulasi mengajar dan ada yang tes wawancara. Kelompok saya kebagian untuk tes
simulasi mengajar terlebih dahulu.
Nah pada tes simulasi mengajar kita akan diberikan waktu 10
menit untuk persentasi yang terdiri dari 3 menit persentasi diri dan 7 menit
simulasi mengajar sesuai tema yang telah ditentukan sebelumnya yang dikirim
lewat email. Pada saat presentasi diri
inilah kita harus menunjukkan siapa diri kita. pada saat simulasi mengajar kita
akan disuruh keluar lebih dahulu dan didalam ruangan ada teman sekelompok kita dan para
alumni pengajar muda angkatan sebelumnya. Kakak kakak alumni pengajar muda ini
akan mensetting kelas itu dan merencanakan suatu skenario untuk membuat
permasalahan ketika kita mengajar nanti, ya rencana itu akan dijalankan lima
menit terakhir yang kata kakak kakak itu masalah yang diberikan pas simulasi
mengaar ini pernah dialami oleh pengajar muda ketika didaerah penempatan.
Setiap orang mengalami masalah yang berbeda-beda ketika tes simulasi mengajar.
Pengalaman saya ketika tes simulasi mengajar yaitu saya
diberikan khasus anak yang sedang berkelahi di kelas. Dan teman-temannya yang
lain membuat ribut dengan menyoraki temannya yang sedang berkelahi.
Ya mereka teman-teman kita satu kelompok dan juga para alumni pengajar muda
sangat lihai bermain peran seolah lagi memerankan menjadi anak yang kelas 1 SD
sulit dikondisikan dan tidak bisa untuk dibujuk sampai jam pengajaran selesai.
Tips dari saya sih untuk menghadapi tes simulasi mengajar
ini, berlatihlah untuk mengondisikan kelas dari berbagai permasalahan dikelas,
mulai dari anak yang berkelahi, anak yang menangis, anak hiperaktif, slow
learner dll yang mungkin banyak permasalahn yang lebih komplek yang harus kita
belajar untuk dapat mengkondisikan kelas. Jadi menurut saya untuk tes simulasi mengajar ini kita harus mempunyai keahlian dalam mengondisikan kelas dan
bagaimana mengambil makna dan pelajaran dari kondisi kelas yang telah dibuat.
Tips kedua dari saya untuk tes simulasi mengajar, siapkanlah alat pembelajaran edukatif
se kreatif mungkin, menurut saya ini akan menambah nilai plus kita didepan para
tim penilai. kalau bisa yang dibuat sediri dan simple tapi mempunyai makna
yang tinggi. Kalau saya membuat ular
tangga untuk mempelajaran matematika dengan tema rekreasi. Walaupun alat
pembelajaran saya ngk kepake karena kehabisan waktu mengkondisikan murit yang
sedang berkelahi tersebut.
Nah tes selanjutnya adalah tes yang saya tunggu-tunggu yaitu
wawancara. Tes ini terdiri dari lima asesor, kita akan diwawancarai oleh 2
asesos secara bergantian dengan waktu 60 menit dan 30 menit. Pada sesi ini
karena kelompok saya berjumlah 6 orang dan asesornya Cuma berlima, jadi saya
yang namanya paling akhir wawancaranya terakhir setelah semua teman-teman saya
selesai wawancara.
Pada sesi satu 60 menit ada teman yang sudah selesai
wawancara terlihat begitu pusing dan wajah agak muram, aku jadi bingung apa
yang ditanyakan ketika wawancara sehingg begitu kusut sekali mukanya...
Setelah semua teman-teman selesai wawancara, eh malah
tim asesor yang akan mewawancarai saya juga izin istirahat sebentar ya saya
akhirnya juga tertunda lagi wawncaranya, teman-teman sudah pada makan siang dan
istirahat sekarang giliran saya yang pusing dan deg-degkan... kira-kira apa yang
akan ditanyakan sehingga membuat orang-orang yang keluar dari ruangan wawncara
tak ada yang ceria. Atau mereka malah sengaja membuat saya panik dengan akting
mereka? Hehe entahlah....
Tapi saya percaya, kalau wawancara pasti yang akan ditanyakan seputar diri kita, dan kita menjawabnya ya apa adanya, be your
self inilah kuncinya, ngk usah mengada-ngada. Inilah yang membuat saya cukup
tenang untuk menunggu giliran terakhir wawancara. Bagi saya jikapun saya tidak
bisa menjawab pertanyaannya, maka saya akan yakinkan tim asesor dengan motivasi
saya.
Pada sesiwawancara, saya diwawancarai oleh ibu-ibu yang
mirip sekali dengan guru saya ketika SMP yang sering saya panggil bude. Karena
kemiripannya, saya merasa sangat dekat dan nyaman dalam bercerita. Setiap
pertanyaan saya jawab dengan cerita dan curhat tentang pengalaman saya. Dan ibu
itupun juga mendengarkan dengan seksama. Ya pertanyaan wawancara itu seputar
diri kita, aktivitas kita, apa yang sudah kita lakukan dan bagaimana kita dalam
menghadapi masalah, intinya ya problem solving dan desecion making. Ya
begitulah menguji kemampuan kita sebagai seorang pemimpin.
Saya snang sekali
bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya, malah saya bisa
curhat dan bercerita. Mungkin saya yang paling lama dalam sesi wawancara ini
karena keenakan cerita, malah saya juga ikut nanya-nanya ibunya... hehe
Sesi wawancara kedua dengan asesor yang berbeda dengan
durasi 30 menit. Pertanyaannya hampir sama, kita akan ditanyakan pengalaman kita
dalam pemecahan masalah, ya seputar essay kita juga lah. Nah karena saya lapar
banget dan juga kakaknya sepertinya juga lapar. Akhirny kakaknya ketidur-tidur
dengar cerita saya dan sayanya mulai kacau ceritanya kemana-mana, karena
seolah-olah saya ngk didengar karena kakaknya ngantuk berat... hehe ada hal
yang lucu pas sesi ini. Ketika kakak pengajar muda itu selaku asesor yang
mewawancarai saya menyuruh saya untuk menceritakan pengalaman jika bertemu
dengan kondisi yang mengharuskan saya harus cepat untuk mengambil keputusan dan
jika saya tidak mengambil keputusan yang cepat maka akan terjadi sesuatu yang
tidak diharapkan. Nah pada pertanyaan ini saya cukup lama berfikir dan mengingat
ingat kembali kondisi seperti ini kapan saya mengalaminya? Dan ketika saya mau
memulai menjawab saya melihat kakak didepan saya tertidur dan sulit menahan
kantuknya, sayaa merasa kasihan sekali dan merasa bersalah harus melanjutkan
menjwab. Tapi saya tetap menjawab dan seolah-olah tidak tau bahwa kakaknya lagi
menahan kantuk.
Tips dari saya pada sesi wawancara ini, jawablah pertanyaan
dengan tepat dan tidak bertele-tele, apa adanya. Tidak usah ditambah-tambahkan
dan tidak usah mengarang cerita, apa adanya dan jangan terlalu tegang. Cerita
santai dan anggablah kita lagi curhat sama tim asesor hehe... intinya buat diri
kita nyaman dan tim asesor juga nyaman mendengar cerita kita....
Tes terakhir, setelah satu setengah jam lebih teman-teman
menuggu saya seorang diri menyelesaikan tes wawancara.... hehe, tes terakhir
yaitu tes psikologis, BAUM, DAP, dan HTP, kita akan diberi kertas HVS 3 lembar
dan diminta untuk mengambar orang, pohon dan orang,pohon, rumah dalam satu kesatuan. Kalau tes ini saya tidak ada tips khusus
karena ini menilai kepribadian kita masing-masing, saran saya gambarlah yang
rapi dan mengambar dari hati...
sekian tentang pengalaman tes tahap II Di Medan yang berjumlah 11 orang. terimakasih atas perkenalan yang luar biasa sama orang-orang hebat, bertemu sama calon pengajar muda yang mempunyai pengalaman hidup yang luar biasa dan juga teman-teman etos medan yang telah beri tumpangan nginap selama di Medan, perkenalan singkat yang luar biasa yang dapat mengikat hati. eeaa....
Ini Pertama kali saya ke Medan dan yang paling berkesan yaitu melihat bandaranya yang mewah bangeet... hehehe
sekian.. semoga bermanfaat :)
![]() |
11 orang Calon Pengajar muda yang tes tahap II di MEDAN |
0 komentar :
Posting Komentar