Aku dikira Swangki


Apakah kalian tau apa itu swangki?
Yuk baca dulu kisah ini supaya tau apa itu swangky....

Setiap hari minggu pagi aku selalu bertekad untuk turun ke kabupaten menimba ilmu dulu (baca: ikut pengajian). Ini kesempatan yang luar biasa sekali aku dapatkan disini... bisa merasakan kembali indahnya majelis ilmu. Tapi disini tentu ada plusnya. Yaitu plus perjuangan jalan kaki dan ongkos ojek yang selangit.
Demi bertemu sama saudara semuslim dalam majelis ilmu.

Berangkat jam 7 pagi sampai di kabupaten jam 10 pagi.... lebih lama dari biasanya karna mampir di mata jalan dulu untuk mandi, karna sudah dua hari tidak mandi karna tidak ada air. Mau mandi dikali. Kali ini ngak berani karna terik matahari tentu akan membuat kulitku berubah menyesuaikan warna kulit penduduk sini.... hahaha

Sudah 4 hari ini tidak ada hujan sama sekali. Air tampungan hujan di tangki hanya tinggal untuk masak air minum dan untuk berwudhu. Alhasil kali ini bau badan memang agak berubah. Karna matahari yang terik dan bolak balik mengajar kelas 2, 3, 4 dan 5... hitung hitung olahraga, pindah dari kelas 1 sampai kelas 5.

Waduh ini sudah kemana mana ceritanya.
Kita kembali ke cerita swangki.

Jadi habis sholat dzuhur pengajian itupun usai. Aku harus langsung kembali ke desa karna esoknya anak-anak mulai ujian akhir semester.
Tiba-tiba langkahkupun terhalang karna hujan deras. Disatu sisi aku senang karna tangki airku bisa keisi lagi. Tapi disisi lain aku was was juga. Bingung bagaimana aku harus kembali ke desa. Tidak mungkin aku menghadang hujan jalan kaki di lereng gunung. Pasti jalannya becek sekali dan licin. Bisa terancam nyawaku masuk jurang dan tidak ada siapa-siapa juga kalau aku teriak.

Tapi bagiku. Aku sudah berubah menjadi wanita yang kuat dan pemberani. Tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya bisa hidup disini satu tahun, dan akan melewati jalan setapak pegunungan yang disampingnya hutan dan jurang. Dan itu seorang diri.

Aduh melimpir lagi ceritanya.
Kembali lagi. Karna hujan deras. Aku akhirnya main ke pos tentara disebelah masjid. Nongrong sama tentara tentara yang muda muda tapi sudah berkeluarga semua :( (pupus harapan... hahahahaha). Tapi bukan itu maksudnya. Untuk menjalin silaturrahim sambil ngopy ngopy film...

Asik emang ngobrol sama tentara tentara. Mereka baik baik. Coba mereka ada kendaraan. Pasti mereka mau ngatarin aku pulang. Tapi sayangnya mereka tidak menawarkan untuk mengantarkan aku, tapi malah menyuruh aku nginap disana. Gile aje. Aku harus nginap dan bergabung sama tentara-tentara. Perempuan sendiri. Dan sahur bareng tentara tentara. Susah bagiku menolak karna alasan ku kali ini tidak kuat karna disisi lain hujan sangat deras. Siapapun orangnya pasti akan khawatir kalau aku tetap nekat ke desa dalam keadaan hujan.

"Kan sudah biasa perempuan sendiri". Cletuk mereka. Aku sadar. Kalau aku ke kabupaten, biasanya temanku yudi dan aan. dan aku sendiri perempuan. Dan kalau teman2 pada turun tapi teman perempuanku yang di desa mimin biasanya lebih lama turun. Lagi lagi aku sendiri cewek. Ini sudah biasa. Walaupun aku terkadang kayak emak2 yang harus masakin anak lakinya makanan :( .
Tapi kali ini mosok aku harus masuk markas wong lanang kabeh. No no no... aku harus kembali ke desa.

Akhirnya jam setengah 3pun hujan sudah reda. Aku punya alasan berangkat ke desa. Tapi tetap saja aku ditahan sama tentara karna mereka menunjukkan langit desaku masih hujan deras. Dan iming iming kalau aku nginap di pos yonif aku besok pagi pagi diantar ke mata jalan. Yang artinya aku ngk ngeluarkan uang lagi buat ojek. Hahahaha dasar perhitungan. Ckckck

Tapi aku tetap berangkat. Aku mampir dulu ke atm sebelum naik ojek ke mata jalan. Mampus ATM tutup lagi. Aku baru ingat hari minggu semuanya tutup. Disini hanya ada 2 atm saja. Bank BRI dan bank papua. Bank BRI tutup dan bank papua eror. Waduh aku ngk membawa uang ke desa. Lalu aku bayar ojek gimana?
Aku minjam uangnya mama yasin saja nanti di mata jalan pas turun ojek.

Akupun naik ojek.
Aku dapat ojek yang motornya masih mulus.
"Wah.... Bapak ini motor baru, sudah berapa lama kah?" tanya saya pada tukang ojek ngajak bapaknya ngobrol. sok kenal ajee

"Ini baru 2 bulan bu" waduh aku dipanggil ibu. Tapi disini aku sudah biasa dipanggil ibu, jadi santai aja. Ngak kayak dulu ngambek kalau dipanggil ibu ibuk.

"Bapak juga baru disini kah?"
"Iya bu, saya baru 2 bulan disini"
"Baru bapak sudah tau jalan2 disini?"
"Saya dulu pernah ngojek juga disini tahun 2011, ini jalan masih bebatuan bu, belum diaspal seperti sekarang, dan disini masih hutan-hutan."
"Wah bapak saksi mata melihat perkembangan pegunungan bintang ini ya pak."
"Ibu guru ini mengajar dimana? Di SD yapi itu kah?"
"Wah tidak bapak, di yapi itu baru mata jalan bapak. Saya harus jalan kaki lagi 1,5 jam. Itu coba bapak lihat (aku menunjuk jalan setapak yang terlihat mendaki gunung)" nah nanti setelah saya turun di yapi, saya naik ke sana. Mutarin gunung ini. Dan desa saya dibalik gunung ini bapak" sambil menunjuk gunung yang ada disamping kanan saya.
"Dibalik gunung ini?" tanya bapaknya tidak percaya
"Ibu sendiri kesana"
"Iya to bapak, kalau bapak mau kasih antar juga tidak apa... hehe, tapi motor tidak bisa masuk, jadi antarnya jalan kaki" jawabku bergurau

" ibu beranikah jalan sendiri?"
"Itu sudah biasa bapak, baru tadi pagi saya turun dari desa, besok karna anak anak ujian semester jadinya saya harus naik lagi, terkadang ada masyarakat yang naik, jadi saya bisa bareng masyarakat juga"

"Emang dibalik gunung itu ada desa bu?"
"Ada to bapak, baru kalau tidak ada desa saya ngajar siapa?"
Mendadak motornya melaju dengan kencang sekali. Dan bapaknya diam ngak ada tanya tanya lagi.

Aku menikmati perjalanan ini dengan melihat pemandangan jejeran pegunungan yang hijau.
Syukurlah bapaknya kencang jadi saya tidak kehujanan nantinya sampai di desa.

Setelah sampai dimata jalan saya turun, dan saya meminta bapaknya tunggu sebentar karna saya mau minjam uang dulu untuk bayar ojeknya. Lalu bapaknya bilang. "Tidak usah bu, saya balik saja. Tadi saya mau minta no ibu tapi saya takut." Tanpa saya sempat menjawab. Bapaknya putar balik motornya dan langsung melaju dengan kencang bak orang ketakutan. Dan aku terdiam heran, bapaknya kenapa?. Tapi setelah aku pikir2. Aku jadi ketawa2 sendiri... hahahahaha
Mungkin bapaknya ngira aku swangki
dipapua swangky itu sejenis setan yang bisa membunuh manusia

About srihandini.blogspot.com

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar