Terdengar suara anak-anak kecil
memanggil di balik pintu. Ntah siapa ia. Sekarang sudah malam. Sudah pukul
tujuh malam, yang biasanya aku akan tidur setelah sholat isya karena tidak ada
penerangan. Ini sudah akhir minggu. Jadi semua elektronikku sudah kehabisan
batrai. Mulai dari laptop, Hp dan juga lampu cas. Karena tidak ada listrik di
tempatku. Biasanya aku ke mata jalan dulu dengan menempuh perjalanan kaki lewat
hutan dan lereng gunung sekitar satu setengah jam untuk mengecas laptop dan
semua alat elektonik yang aku miliki. Malam ini hanya ada sebatang lilin yang
tersisa dan lampu senter yang sudah mulai redup.
Aku jawab sahutan anak-anak itu
dari balik kamarku. “Siapakah?”. “Ini ada yakwol dan okatem ibu guru” jawab
mereka. Aku heran, tidak biasa anak ini kerumah malam-malam. Biasanya yang
datang anak-anak yang besar kelas tiga keatas untuk menginap dirumahku. Tapi
kali ini yang datang anak kelas satu dan dua. Aku bukakan pintu dengan
penerangan seadanya. “Ada apa nak?” tanyaku heran. “Kita dua mau belajar ibu
guru”. “Baru kalian hanya berdua?” Tanyaku. Berani sekali anak ini berdua malam
gelap begini dari kampung dan tidak ada penerangan.
Malam ini aku mengajarkan anak-anak ini menulis
dengan penerangan sebatang lilin yang ku miliki, ntah besok malam dengan apa
peneranganku. Malam ini anak-anak ini semagat belajar tak mungkin aku tolak.
Selesai mereka belajar aku bertanya lagi, “kalian dua tidur disni kah?”. “tidak
ibu guru, kita dorang tidak bawa selimut” jawab mereka. “Baru kalian naik lagi
ke kampung ini?”.
Mereka kembali ke kampung dalam keadaaan gelap.
Biasanya ketika aku masih ada penerangan senter aku masih bisa menerangi mereka
sampai batas pagar kampung. Tapi kali ini. tak ada yang bisa ku andalkan untuk
menerangi mereka. Hanya ucapan hati-hati pada mereka.
Walaupun malam ini tak ada lagi penerangan. Tak
apalah. Senang rasanya. Melihat anak-anak semnagat belajar walaupun tak ada
penerangan.
0 komentar :
Posting Komentar