Setiap orang mukmin meyakini dengan sebenarnya bahwa di sekelilingnya ada para
malaikat utusan Allah yang selalu sibuk bekerja menjalankan tugas dari Allah
untuk memelihara dan memenuhi semua hajat hidup manusia.
Berikut ini di antara nama malaikat beserta tugasnya:
1. Menjadi penjaga dan pemeliharan
manusia juga seluruh harta bendanya dari kerusakan. Mereka adalah Malaikat
Hafadzah. Dalam hal ini, Allah berfirman:
"Bagi manusia ada para
malaikat yang selalu mengikutinya secara bergantian, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaga manusia atas perintah Allah." (Q.S. Ar-Ra'du,
11).
Dengan keberadaannya, manusia
selalu terjaga dari segala bahaya, baik yang menimpa dirinya maupun harta
bendanya.
2.
Mencatat amal perbuatan
manusia, yang baik dan yang buruk.
Mereka adalah Malaikat Raqib dan
Malaikat Atid. Allah berfirman: "Tiada suatu pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat yang mengawasi: Raqib dan Atid." (Q.S.
Qaf, 18).
3. Mengatur putaran alam dan
seluruh aspek yang melingkupinya, seperti mengatur perjalanan angin, curah
hujan, dan hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan rezeki manusia.
Mereka adalah Malaikat Mikail.
Itulah makna rububiyatullah atas
makhluk-Nya. Allah senantiasa sibuk mencipta, menghidupkan, mengurus,
memelihara, sampai mematikan makhluk-Nya --melalui Malaikat Izrail. Allah
berfirman:
"Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi selalu meminta kepada Allah. Setiap waktu Allah selalu dalam kesibukan." (Q.S. Ar-Rahman, 29).
"Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi selalu meminta kepada Allah. Setiap waktu Allah selalu dalam kesibukan." (Q.S. Ar-Rahman, 29).
Sebagai konsekuensi dari iman kepada Allah dan malaikat-Nya ini, bukan berarti manusia harus lenggang kangkung, tak bekerja karena sudah ada malaikat. Hal itu justru menjadi isyarat bahwa setiap manusia wajib bekerja; melakukan perubahan guna mewujudkan cita-cita menjadi manusia sempurna (insan kamil). tidak seorang pun akan mengalami nasib baik dengan bermodalkan kemalasan. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, melainkan mereka(lah) yang mengubah dirinya sendiri." (Q.S. Ar-Ra'du, 11).
Kemalasan akan mengakibatkan kefakiran: fakir-lahir, fakir-batin, fakir-material, fakir-spiritual, fakir-dunia, dan fakir-akhirat. Baik Al-Qur'an maupun hadits selalu memerintahkan manusia agar selalu bekerja sesuai dengan potensi yang telah Allah anugerahkan. Allah berfirman, "Dan katakanlah: 'Bekerjalah kamu. Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu." (Q.S. At-Taubat, 105).
"Bekerjalah kamu, karena sesungguhkan Kami bekerja (pula)." (Q.S. Fussilat, 5).
Nilai seseorang sangat bergantung kepada
apa yang telah diperbuatnya, bukan atas bantuan atau syafa'at orang lain.
Dan bahwasanya seseorang manusia tiada
memperoleh (sesuatu pun) selain (dari) apa yang telah dia usahakan. (Q.S.
An-Najm, 39).
Penyebab kemalasan antara lain sebagai berikut:
1. Lemah fisik dan mental.
2. Lemah ilmu dan pengalaman.
3. Lemah keyakinan dan harapan
(raja') terhadap limpahan rahmat Allah, yang membuatnya tidak percaya diri.
Hindarilah penyakit malas ini dengan cara berikut:
1. Melakukan olah fisik secara
teratur.
2. Memperluas ilmu, keterampilan,
dan pengalaman.
3. Memulai bekerja dengan penuh
optimis dan niat yang menggebu-gebu.
4. Menghindari putus asa jika
menghadapi kegagalan.
5. Mengkonsentrasikan diri
(khusyu') dalam satu target dan sasaran. Rasulullah SAW bersabda,
"Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya."
6. Memilih suatu pekerjaan yang
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
7. Senantiasa bermusyawarah dengan
orang berilmu dan berpengalaman dalam bidang pekerjaan yang akan dikerjakan.
8. Senantiasa meminta pilihan
terbaik (istikharah) kepada Allah dengan salat hajat dan istikharah pada malam
hari.
Rasul bersabda, "Tidak akan
merugi orang yang selalu beristikharah, dan tidak akan menyesal orang yang
selalu bermusyawarah."
9. Jika rencana kerja sudah
betul-betul matang, mulailah melangkah dengan membaca doa berikut:
"Dengan nama Allah, aku
bertawakal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan melainkan Daya dan
Kekuatan Allah Yang Maha Agung. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu agar aku
tidak menyesatkan atau disesatkan orang lain, mencelakakan atau dicelakakan
orang lain, menzalimi atau dizalimi orang lain, menipu atau ditipu orang lain;
dengan Rahmat-Mu." (Hadis).
****
__________________________________________________________________
60 Penyakit hati
__________________________________________________________________
60 Penyakit hati
Pengarang : Uwes Al-Qorni
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
0 komentar :
Posting Komentar